"Ma... Ojan lupa ransel Ojan" tiba-tiba anak sulungku ini berbicara sambil menatap mataku.

Saat itu kami kira-kira sudah satu jam berada di Bandara Narita, Jepang.

"Waduh.. Kakak ingat terakhir ranselnya ada di mana?" tanyaku

"Nggak" jawab anakku 

Ehm. Baiklah. Aku bilang oke nggak apa-apa. Hayuu... Kita cari.

Kami bergegas ke meja CS, Fauzan dengan kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik dari mamanya, menceritakan masalahnya.

Pertama Fauzan menyatakan ada kemungkinan ranselnya tertinggal di bagian Imigrasi.  Dalam bilangan tidak lebih dari 2 menit penelusuran. Mereka bisa memastikan ransel Fauzan tidak ada di imigrasi.

Kali kedua Fauzan menyatakan ada kemungkinan ranselnya tertinggal di train/kereta. CS langsung menelpon train. Tidak melebihi 3 menit. With English tentunya, dan fasih. CS Bandara Narita menyatakan ;"Oke... Tas anda ditemukan!"

Luar biasa...! Di banyaknya kereta yang melintas tiap 5-10 menit. Dengan muatan lebih dari seribu orang. Mereka bisa menemukan ransel Fauzan, Seperti mencari jarum yang jatuh di tumpukan jerami.

Aku tanya ke Fauzan :"Apa cukup waktu Kak? Untuk mengantarkan ransel kakak ke bandara sekarang dari train?" Check-in tinggal 15 menit lagi. "Mereka bilang bisa, Ma..."

Aku bilang : "Baik kak.. Tapi kalau kurang dari 5 menit kita harus naik pesawat, ransel kakak belum sampai bandara. Kita tinggalkan saja ransel kakak ya.."
Jawab Fauzan :"Oke.."

Di saat kurang 7 menit dari jadwal check-in, terlihat di lalu lalang Bandara Narita yang sangat ramai. Petugas perempuan, mungkin bagian dari CS Narita, berlari cepat membawa ransel Fauzan. Dengan membungkuk dalam dia menyerahkan ransel Fauzan ke si kakak. Dibalas Fauzan dengan membungkuk sembari mengucap :"Arigato..."  Petugas ini balik membungkukkan badannya lebih dalam lagi. Aku juga kemudian ikut membungkuk dalam,tanda menghormat.

Akhirnya, aku bilang, :"Kita lari kak...".  Waktu kita 5 menit!

Dalam larinya kami, yang terkadang diseling dengan jalan cepat. Fauzan bilang :"Ma... Ini tentang etos kerja. Lakukan yang terbaik dari dirimu. Setiap kerjamu! Ini yang dilakukan oleh orang-orang Jepang ini, Ma..!"

Memang luar biasa! Hal yang rasanya tidak mungkin. Dengan etos kerja yang luar biasa. Hal yang terlihat tidak mungkin menjadi mungkin. Dalam waktu yang sangat cepat!

"Satu lagi, Ma..." ujar Fauzan, "Saat mereka bilang 'bisa'...".  Waktu Fauzan tanya di awal komunikasi tadi dengan CS. Apakah kira-kira bisa ransel saya ditemukan?.  Mereka yakin bilang bisa. Dan ternyata mereka memang BISA.

Alhamdulillah.  Niat dalam hati yang tidak aku cetuskan. Mengajak Fauzan terjun langsung memahami tentang integritas, attitude, nilai kejujuran. Didapatkan Fauzan dari perjalanan ini.

(Jepang, November 2019)






Comments

  1. perjalanan yg mengajarkan arti pelayanan prima dr sebuah public service

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak. Luar biasa.. Alhamdulillah Allah meninggalkan pesan-Nya pada ananda utk belajar jadi yg terbaik..

      Delete
  2. The lesson of life'll be obtained through what named a life process. As described in this article in which the one who will get from formal education. It's true that the experience is the best teacher. By having much experiences will make someone to be mature. As what stated by the writter to her son, let her son will learn by sering a reality. Thx, Ms. Ilmiyati.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Oh corona.. Now, my cat know about physical distancing...

KATANYA